









Alhamdulillahil ladzii hadaa naaa… Biabdihil mukhtaari man da aaa-na… Ilaihi bil-idzni wa qod naa daaa naaa ... Labbaika yaa man dallanaa wa hadaaa naa …!!!
Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammadin thibbil quluubi wa dawaa iha, wa’aafiyatil abdani wa syifaa iha, wanuuril abshoori wa dhiyaa iha, wa’ala alihi wa shohbihi wa sallim … amma ba’du …!!!
Kita lanjutkan pembahasan Qs. Al-Baqarah ayat 165 sbb :
وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
wallażiina aamanuuu asyaddu ḥubbal lillaahi
Artinya :
Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.
Dzun Nun Al-Misri ditanya, “Cinta yang murni, tidak keruh itu seperti apa …??? Dzun Nun menjawab, “Cinta kepada Allah yang murni, tidak keruh, adalah saat cinta gugur dari hati dan tubuh sehingga tidak ada lagi cinta. Segala sesuatu menjadi milik Allah dan untuk Allah. itulah orang yang mencintai Allah.”
Imam Al-Junaid Al-Baghdadi berkata, “Kami mengeluarkan orang-orang dari kelompok orang yang menerima seruan keimanan, yaitu mereka yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan yang mereka sembah dan mereka cintai. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah dibandingkan dengan orang-orang tersebut. Mereka melihat musibah Allah sebagai nikmat. Tuduhan palsu dan tidak adil kepada mereka tidak menghalangi mereka untuk mencintai Allah. Justru menambah cinta mereka kepada Allah.
Imam Ibnu Ajibah berkata, “Cinta adalah kecenderungan terus-menerus dengan hati yang mengembara. Merasa diawasi sang kekasih saat hadir, maupun saat pergi”.
Demikian artikel singkat ini… semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita semua. Wallahu muwafig ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh… !!!
Leave a Reply