









Lanjut lageee,… setelah ganti tahun …!!! Sang Lintah Darat terkena batunya … yang dihadapannya adalah Raden Said …!!! “Ampuni kami Raden… kami tobaaat …!!!” Selagi Raden Said ingin mempertimbangkan … langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya … sang lintah darat pun kembali berkata, “Kami sudah kapok Raden… kami ingin tobat… sebagai bukti kami tobat… kami akan membebaskan utang orang-orang di desa ini … jangan kami dihukum Raden …!!!”, demikian kata sang lintah darat …!!!
Semua orang desa berpandangan… membayangkan jika terbebas dari lilitan utang sang lintah darat …!!! Raden Said merasa gembira… jika sang lintah darat sudah tobat… dan ingin membebaskan utang warga desa …!!! Ia pun bersikap bijak… “Ki Lurah… tolong atur pembebasan utang ini … agar benar-benar warga terbebas dari utang sebagaimana dijanjikan …!!! Dan Kau… Lintah Darat… jika mengulangi lagi perbuatanmu… aku tidak akan mengampuni dirimu … ingat itu …!!!” “Inggih Raden… matur nuwun Raden …!!!”, kata sang lintah darat ….!!!
Warga desa bersyukur… dengan kedatangan Raden Said… kesewenang-wenangan lintah darat berhasil ditumpas habis …!!! Bahkan mereka dibebaskan utangnya… dianggap lunas …!!! Sebelum meninggalkan pergi… Raden Said menepuk pundak sang lintah darat… “Jangan khawatir… hartamu akan hilang sia-sia… jika niatmu tulus dan ikhlas… Insya Allah akan menjadi berkah …!!! Gusti Allah yang akan membalas kebaikanmu …!!!” Sang Lintah darat mengangguk… “Matur nuwun Raden…!!!”
Raden Said meninggalkan desa … ia begitu gembira… kegembiraan yang tiada kira… berhasil membantu warga desa yang miskin… ditimpa kesulitan …!!! Usahanya tidak sia-sia… ibarat pepatah “Biar dahi berluluk, asal tanduk mengena” … apapun akan dilakukan asal maksud tercapai …!!! Ia terus berjalan … ia pun bermunajat kepada Gusti Allah… “Alhamdulillah.. Ya Allah… Engkau telah membantu kami … warga desa yang terzhalimi… teraniaya… dan terbelenggu utang …!!!” … next artikel… sepak terjang Raden Said… dalam menegakkan kebajikan… dan memerangi kemungkaran …!!! 😀
keren mas selain bahas otomotif ngebahas budaya jawa dan sejarahnya
hanya keluarga angsung sunan/ wali yang mampu tuliskan bab demikian