









Dear Kanjeng Pembaca sekalian,… melihat kesepakatan dagang khususnya soal tarif antara Indonesia dengan Amerika Serikat… terlihat bahwa Amerika Serikat akan mengenakan tarif kepada Indonesia sebesar 19% … sedangkan Indonesia akan menerapkan tarif sebesar 0% untuk product-product Indonesia …!!! Mari kita analisa dulu tarif product Indonesia yang akan diekspor ke Amerika Serikat … dan dikenakan tarif 19% … biar satu-satu bahasnya … biar mudeng dan tidak gagal paham …!!!
Pertama,… dalam transaksi ekspor-import… selalu pihak eksportir itu deal nya free-on-board (FOB) dimana misalnya harga jual di eksportir itu sebesar USD 100 … ya sudah nilai itu yang akan diterima di eksportir …!!! Soal pengangkutan, insurance, bea masuk etc… akan ditanggung oleh importir …. makanya transaksinya disebut cost-insurance-freight (CIF) ….!!! Naaagh penerapan tarif 19% itu yang nanggung adalah pihak importir… dalam hal ini warga Amerika Serikat… karena transaksi ekspor-import itu menggunakan Letter of Credit (LC) … jadi ketika barang sudah masuk ke kapal… dokument sudah lengkap… langsung exportir sampaikan kepada Bank … langsung cair… urusan selanjutnya sudah urusan importir …!!!
Jadi mau berapapun tarif nya… yang bayar itu importir … terus bedanya apa dong … tarif 32% dengan tarif 19% …??? So kalau tarif lebih besar… maka importir yang akan bayar…akan mikir… bisa dijual lagi gak product ini… dengan harga segitu…!!! Tentu ketika tarif 19% dibandingkan 32% … maka tarif 19% ini relatif lebih murah bagi importir… jadi kalau dijual lagi di Amerika Serikat… gak semahal dengan tarif 32% …!!! Implikasinya adalah demand importir akan lebih besar… ketika tarif 19% dibandingkan dengan 32% … karena opportunity untuk menjualnya lebih besar … !!!
So kita bisa lihat bahwa tarif 19% Indonesia itu lebih murah …. dibandingkan negara ASEAN lain …Vietnam dan Philippines dikenakan 20%, Malaysia dan Brunei dikenakan 25%, Thailand 36% dan Laos dan Myanmar sekitar 40% … jadi Indonesia paling rendah …!!! Mungkin kalau tarif 19% atau 20% … bisa dikatakan 11-12 laaagh… tapi kalau sudah seperti Malaysia 25%… apalagi Thailand 36% … yaaagh sudah gak sebanding… !!! Ujung-ujungnya akan terjadi shifting permintaan dari product Thailand misalnya ke product Indonesia… dimana barangnya lebih murah …!!!
Opportunity yang sering adalah… negara yang terkena tarif murah itu dijadikan ‘proxy’ … misalnya ada perusahaan yang buka atau punya usaha di Thailand dan Indonesia… bisa saja product nya masuk ke Indonesia atau memperluas usaha nya di Indonesia… demi tetap ekspor dengan FOB… dan tidak terpengaruh dengan tarif …!!! Ini yang banyak dilakukan perusahaan China yang beroperasi di Vietnam… jadi mau China dikenakan tarif berapa pun… gak masalah.. lha wong eksportnya dair Vietnam… dengan Made in Vietnam… namun bahan etc… dari China… !!! Ini yang tidak terdeteksi oleh Amerika Serikat… karena gak bisa ngecheck khan… ini bahan dari mana sih… soalnya semua dokument dari Vietnam… lhaaa kebobolan Uncle Sam.. betoeeel …??? Last,… kita lanjutkan nanti analisa berikutnya… so stay tuned …!!! Ciaooo 😀
Leave a Reply