









Dear Kanjeng Pembaca sekalian,… persoalan banderol harga Rp. 28 jeti Yamaha Grand Filano… sudah juragan ketahui sebelumnya… namun nggak etis untuk diungkapkan …!!! Biarkan secara resmi diumumkan… but anyway soal pengumuman banderol harga relatif nggak penting… yang lebih penting adalah apa sih strategy yang ingin diraih pasca peluncuran Yamaha Grand Filano …??? Mari kita bahas sedikit… selebihnya terserah panjenengan wae … 😀
Pertama-tama product Yamaha Grand Filano ini memang CBU … so apa artinya …??? Namanya CBU nggak terlalu takut akan ‘merugi’ … lha wong nggak perlu ada line of production kok … nggak perlu ada supplier… nggak perlu ada ketakutan akan rugi ‘besar’ … nggak perlu ada fixed cost … dan juga nggak perlu ada investment cost …!!! Secara harga memang bisa dikatakan banderol Rp. 28 jeti … termasuk ‘sedikit tinggi’ … suka nggak suka… obyektif aza laaagh buat konsumen … togh bukan ‘amplop hunter’ …!!! Lha wong di Vietnam Nozza Grande dibanderol sekitar 42 rebu Dong … atau sekitar Rp. 25.5 jeti …!!! Jadi yang dijual di Indonesia sekitar 10% lebih tinggi dibandingkan harga di Vietnam …!!!
Teori ekonomi berlaku… yes betul pasti berlaku… jika price relatif tinggi… demand akan menurun …!!! Apakah ini sudah disadari oleh pabrikan Yamaha …??? Yup,… betul sangat disadari … sehingga hanya mengimport secara limited hanya 350 unit saza …!!! Lha terus apa yang ingin dicapai… sudah ngimport sedikit… banderol relatif sedikit lebih tinggi … kok mau-mau nya masukin ke Indonesia …??? Hmmm… menarik untuk dicermati bukan ….??? 😀
Tentu saza ‘message’ yang ingin dicapai adalah … motor CBU untuk displacement kecil … hampir bisa dipastikan akan ‘overprice’ …!!! Tinggal seberapa besar harga perbedaannya …??? So… tentu jurus ini akan ‘menonjok’ kompetitor yang bermain di CBU displacement kecil … seperti Honda PCX, Vespa berbagai versi yang diimport dari Vietnam etc …!!! Lihat saza Honda PCX 150 di Thailand dibanderol sekitar 73.500 THB atau sekitar Rp. 28.7 jeti … alias jika dibandingkan harga di Indonesia sebesar Rp. 39.8 jeti… sama artinya 38.6% lebih tinggi …!!!
Disini pabrikan Yamaha mau meresponse… bahwa motor CBU nggak harus mahal… bisa laaagh disebut wajar… dengan kenaikan 10% dibanding negara asal …!!! Bandingkan dengan kompetitor yang membanderol 38.6% lebih mahal… begitu kira-kira analisanya …!!! Lha terus jika konsumen sudah paham bahwa CBU relatif mahal… kemana akan melirik …??? Yup,.. betul konsumen akhirnya tahu bahwa Yamaha NMax yang dibanderol sama Rp. 28 jeti … sudah dilengkapi fitur ABS… displacement lebih besar … so ‘message’ ini yang ingin dicapai …!!!
Berkorban… dengan mitigate risk dalam jumlah 350 unit… nggak perlu repot-repot investment… sekaligus mendorong product yang lebih value yaitu Yamaha NMax …!!! Itu jika pengertian nya ke arah CBU skutik… jika mindset ini akan berlaku umum … sudah pasti model CBU lain seperti motor sportz Honda CBR250R … berbagai product Kawasaki 250cc… juga bisa dikonotasikan relatif ‘mahal’ …!!! Last,… ini laaagh strategy dan ujung-ujungnya konsumen akan lebih ‘smart’ dan memilih product yang lebih value… tidak sekedar mencari ‘brand name’ ….!!! Ciaaaooo 😀
Leave a Reply