









Dear Kanjeng Pembaca sekalian,… menarik untuk disimak adalah model kebijakan Russia ketika menerapkan pembelian minyak/gas harus dilakukan dengan mata uang Russian Ruble …!!! Teknik yang digunakan pemerintah Russia, tentu agar demand for Ruble menguat… dan ini memang terjadi … dimana sebelumnya 1 USD = 130 Ruble … akhirnya Ruble menguat menjadi saat ini 1 USD = 54 Ruble …!!! Yup … mungkin Ruble terlalu menguat… sehingga ada impact lain yang buruk …!!!
Selain itu, terlihat ketika mata uang menguat… inflasi Russia juga menurun dimana yang semula diperkirakan sekitar 20.5% di tahun 2022… diperkirakan menjadi 16% … so disini ada room untuk menurunkan interest rate …!!! So tentu kebijakan ekonomi yang dilakukan Russia bisa dijadikan lesson learned … so bagaimana negeri ini bisa dapat cuaaan lebih … dan kemakmuran bisa ditingkatkan …!!!
Tentu ada komoditi produksi dari Indonesia yang dibutuhkan dunia… misalnya batubara / crude palm oil (CPO) … dimana ketika Indonesia menghentikan ekspor batubara / cpo … tentu bikin pusing tujuh keliling di negara lain …!!! Naaagh komoditi ini bisa dijadikan ‘eksperimen’ kebijakan… misalnya pembelian batubara / CPO dilakukan dengan rupiah … so kira-kira apa impactnya …???
Negara pengimport akan membuka Nostro di bank-bank komersiil Indonesia… so pengimport akan menukarkan valasnya dengan rupiah …!!! Karena demand terhadap Rupiah meningkat… maka Rupiah akan mengalami apresiasi …!!! Jadi gak perlu susah-susah meningkatkan Reserve Requirement / menaikkan suku bunga… lha wong dari sisi exchange rate sudah meningkat kok alias Rupiah sudah apresiasi kok …!!!
Disini bank komersial apalagi bank BUMN akan mendapatkan cuaaan… karena ada nya perbedaan antara rate jual dan beli… apalagi kalau spread nya lumayan …!!! Jadi cost pengendalian inflasi dibebankan secara tidak langsung oleh negara pengimport …!!! Rupiah yang mengalami apresiasi… tentu utang luar negeri … ntaagh bayar bunga / pokok dalam valas akan semakin murah… !!! Selain itu import komoditi seperti minyak / gandum akan semakin murah …!!!
So dengan cara ini… sebenernya mirip dengan kebijakan Local Currency Settlement… dan kalau dengan bayarnya secara Rupiah… tentu duit nya masuk ke Indonesia… kalau pembayaran dengan valas maka duit nya bisa parkir di luar negeri …!!! Tentu jangan sampai kebablasan… kalau terlalu menguat impactnya gak bagus… karena bisa mempengaruhi export … so ini mirip seperti orang mau dieeet… kebablasan jadi jerangkong ya gak bagus …!!! Setidaknya kalau menguat secara gradual… harga-harga import seperti minyak tidak akan terlalu tinggi karena ketika dikurs kan ke Rupiah yang telah menguat… harganya masih bisa terjangkau … dan bisa menghemat subsidi …!!! Last,… tentu suatu kebijakan bisa buka / tutup… mirip seperti tutup / buka kran ekspor … so intinya bagaimana bisa menekan inflasi, menaikkan economy growth serta menurunkan unemployment rate … betoeel …??? Ciaoo 😀
Bank BUMN sudah punya cabang di beberapa negara, tinggal kebijakan pemerintah saja untuk eksekusinya
apa negara pemilik dolar akan bereaksi dengan kebijakan ini?
Nggak laaagh… lha wong beli parts dari Italy pake Euro, dulu beli parts dari London pake GBP, beli piston dari Texas pake USD, dan bayar uang kuliah pake AUD. Jadi sah-sah saza kalau transaksi ekspor-import itu menggunakan currency yang disepakati… tinggal dituangkan nanti dalam L/C.