









Dear Kanjeng Pembaca sekalian,… sewaktu membahas fenomena pabrikan Jepang yang mengubah model skutik retro nya … dibuat mirip seperti skutik Italy dalam hal ini Vespa … tentu bagi konsumen… akan berusaha menimbang-nimbang …!!! So jadinya skutik Jepang sudah banting stir… dan tentu setiap segment akan sangat menentukan preferensi konsumen …!!!
Mengingat segmentasi ini sangat penting… dimana skutik retro Jepang dibanderol lebih murah… dibandingkan skutik Vespa… maka tentu nya dalam hukum ekonomi … semakin murah maka demand akan semakin meningkat …!!! Memang ketika skutik retro entry level … bisa dibilang waaagh fiturnya belum sebanding dengan Vespa… !!! Namun ketika skutik retro Jepang merambah ke segment medium… naaagh ini pelan-pelan mulai menggerogoti skutik Vespa khususnya yang entry level …!!!
Lihat saza skutik model Yamaha Grand Filano… feature nya bisa dikatakan melimpah … ini belum lagi nantinya misalnya Honda Giorno+ masuk ke Indonesia … waagh semakin dikepung keberadaan Vespa di Indonesia …!!! Lihat saza misalnya segment Vespa LX yang dibanderol sekitar Rp. 45 jeti… monggo deegh dibandingkan dengan Yamaha Grand Filano yang dibanderol sekitar Rp. 27.5 jeti …!!! Dari sisi panel indicator saza bisa dikatakan Yamaha Grand Filano unggul… so ini yang harus dicermati oleh product Vespa di Indonesia …!!! Last,… perlu ada strategy khusus dari pabrikan Vespa agar keberadaannya di market Indonesia tidak tergerus … betoeeel …??? Ciaooo 😀
Di italy aja orang italy gak gitu suka sama vespa. Disini vespa dipuja
Ngga…beda segmen, kelas premium vs kelas ekonomi. Harga dan kasta tidak bisa bohong…
Biarkan vespa tetap pada segmen dan kelas harganya spt saat ini.
Nanti kalo turun harga malah dicurigai macam-macam sama netizen
Bagi saya (memelihara vespa S125 Iget 2021) Vespa punya cita rasa tersendiri meskipun Vesmet modern. Material bodinya solid & mesinnya halus. Harga 42 jt an saya cek di web asal negara tempat produksinya vietnam juga sama nilainya jika dirupiahkan. Termasuk harga di thailand, jepang juga (yang buatan vietnam) jika dirupiahkan juga 40 jt an. Jadi harganya bagi saya masih layak untuk dibeli. sebanding dengan barangnya. Cocok untuk kendaraan santai (antar anak sekolah, jalan santai sabtu minggu). Kalau dipakai ke tempat kerja / harian harian cukup ditopang PCX 150 & WR 155 (tergantung rute yg akan dilewati). dalam kota yg alus pakai PCX. Jalan tikus yg campur aduk dengan jalan paving, poldur & makadam pakai WR155 andalannya.
setuju… dalam hal konsumen punya ‘budget line’ yang lebih… namun bagi konsumen yang punya dana misalnya pas untuk 1 motor dan budget line nya misalnya Rp. 40 jeti atau kebawah… disini laaagh pilihan terjadi… dan kembali value dan fitur memegang peranan penting… khususnya bagi konsumen yang tidak ‘brand minded’ … 😀
Tetap aja kalah ngga ada fitur rangka lipatnya